Semasa aku sedang membaca buku La Tahzan ni, aku terjumpa satu puisi yg menarik hatiku. Puisi ini hasil karya Illiya Abu Madhi.
So the conclusion is.......just SMILE :D walaupun hati kita menangis dan sakit.
Dari Hati Nuraniku,
fara,,
Dia berkata: "Langit sedih dan terlihat murung."
Aku berkata: "Tersenyumlah! Biarkan kemurungan itu ada di langit!"
Dia berkata: "Kesamaran telah merasuk!"
Aku berkata: "Tersenyumlah! Dukacita tidak akan pernah kembali, sebab ia telah mati."
Dia berkata: "Langit di angkasa telah menyatu dengan cinta yang berkobar dalam dadaku dan telah menjadi neraka Jahannam. Dia khianati janji setelah merenggut hatiku. Lantas bagaimana aku sanggup tersenyum?"
Aku berkata: "Tersenyumlah dan bersenanglah! Kalau kau tetap bersama kesedihan, akan kau habiskan seluruh umurmu dalam kepedihan!"
.......... Dia berkata: " Musim telah jelas tanda-tandanya tergambar padaku di pakaian dan di lukisan, sedang diriku mempunyai kewajipan terhadap kekasihku namun tidak ada satu dirham pun di kedua telapak tanganku."
Aku berkata: "Tersenyumlah! Bukankah kau masih hidup? Kau bukanlah termasuk orang yang tidak mempunyai kekasih."
Dia berkata: "Malam-malamku berlalu dalam kepahitan."
Aku berkata: "Tersenyumlah! Jika kau merasa pahit, semoga orang lain melihatmu sedang bersenandung. Lemparkan kedukaan jauh-jauh dan tetaplah bersenandung. Apakah dia akan melihatmu jika engkau bernyanyi dengan limpahan dirham atau kau merasa rugi jika engkau bernyanyi dengan hati berseri-seri? Wahai sahabat, janganlah sampai kesedihan membuat mulutmu terdiam dan raut mukamu menampilkan kesedihan. Tersenyumlah......! Sungguh bintang-bintang pun tersenyum dan kegelapan akan saling berbenturan. Oleh kerana itu kita menyukai bintang-bintang."
Dia berkata: "Keceriaan tidaklah akan membuat keadaan menjadi lebih baik. Ia datang ke dunia ini dan tetap akan pergi walau terpaksa."
Aku berkata: "Tersenyumlah! Selagi hanya dikandung badan selama engkau masih hidup, sebab sudah terlalu lama engkau tidak tersenyum."
Aku berkata: "Tersenyumlah! Biarkan kemurungan itu ada di langit!"
Dia berkata: "Kesamaran telah merasuk!"
Aku berkata: "Tersenyumlah! Dukacita tidak akan pernah kembali, sebab ia telah mati."
Dia berkata: "Langit di angkasa telah menyatu dengan cinta yang berkobar dalam dadaku dan telah menjadi neraka Jahannam. Dia khianati janji setelah merenggut hatiku. Lantas bagaimana aku sanggup tersenyum?"
Aku berkata: "Tersenyumlah dan bersenanglah! Kalau kau tetap bersama kesedihan, akan kau habiskan seluruh umurmu dalam kepedihan!"
.......... Dia berkata: " Musim telah jelas tanda-tandanya tergambar padaku di pakaian dan di lukisan, sedang diriku mempunyai kewajipan terhadap kekasihku namun tidak ada satu dirham pun di kedua telapak tanganku."
Aku berkata: "Tersenyumlah! Bukankah kau masih hidup? Kau bukanlah termasuk orang yang tidak mempunyai kekasih."
Dia berkata: "Malam-malamku berlalu dalam kepahitan."
Aku berkata: "Tersenyumlah! Jika kau merasa pahit, semoga orang lain melihatmu sedang bersenandung. Lemparkan kedukaan jauh-jauh dan tetaplah bersenandung. Apakah dia akan melihatmu jika engkau bernyanyi dengan limpahan dirham atau kau merasa rugi jika engkau bernyanyi dengan hati berseri-seri? Wahai sahabat, janganlah sampai kesedihan membuat mulutmu terdiam dan raut mukamu menampilkan kesedihan. Tersenyumlah......! Sungguh bintang-bintang pun tersenyum dan kegelapan akan saling berbenturan. Oleh kerana itu kita menyukai bintang-bintang."
Dia berkata: "Keceriaan tidaklah akan membuat keadaan menjadi lebih baik. Ia datang ke dunia ini dan tetap akan pergi walau terpaksa."
Aku berkata: "Tersenyumlah! Selagi hanya dikandung badan selama engkau masih hidup, sebab sudah terlalu lama engkau tidak tersenyum."
So the conclusion is.......just SMILE :D walaupun hati kita menangis dan sakit.
Dari Hati Nuraniku,
fara,,
No comments:
Post a Comment